Selasa, 12 September 2017

Pola Hidup "Kekinian" Dapat Picu Kanker

Jepang terkenal dengan penduduknya yang berumur panjang. Hal ini disebabkan gaya hidup sehat yang rata-rata dikonsumsi penduduk Jepang. Tapi sedikit demi sedikit, gaya hidup sehatnya terkikis. Populasi Jepang saat ini lebih cenderung memilih makanan cepat saji, jadi kanker, juga mulai banyak diidap penduduk Jepang.

Meski belum menjadi perhatian khusus di Indonesia, kanker gastrointestinal memiliki tempat dominan di Jepang. Hal ini, berdasarkan adanya bakteri di saluran cerna yang terakumulasi.

"Kanker gastrointestinal termasuk usus besar dan perut, dan 90 persen di antaranya disebut helicobacter pylori, namun jumlahnya meningkat, mengklaim karena perubahan gaya hidup," kata seorang internis. Dr. Ari Fahrial Syam MMB, SpPD-KGEH, di RSCM, Jakarta, Senin 11 September 2017.

Di Jepang, orang-orang itu sendiri mulai meninggalkan makanan sehat itu aku yang dimakan oleh pendahulunya. Saat ini, orang merasa lebih mudah untuk menemukan makanan cepat saji daripada makanan rumahan rendah lemak.

"Kanker gastrointestinal, terutama usus besar, adalah yang tertinggi di Jepang saat ini karena perubahan gaya hidup Barat, yang menekankan pada makanan cepat saji dan lemak tinggi," kata Ari.

Tak hanya itu, minimnya asupan nabati juga diklaim bisa menurunkan produksi serat, sehingga berkontribusi terhadap kanker gastrointestinal. Padahal, orang yang makan makanan tergesa-gesa, turut memicu timbulnya kanker usus besar.

"Gaya makanan yang cenderung terburu-buru dan sedikit sayuran, harus diminimalkan. Bukan sedikit terlalu banyak orang yang kurang olahraga dan gerakan malas," katanya.

Rabu, 23 Agustus 2017

Pria Vegetarian Cenderung Lebih Mudah Depresi?

Vegan dan vegetarian telah menjadi cara hidup. Gaya hidup tanpa makan daging dan berbagai produk susu dianggap gaya hidup sehat.

Vegan atau vegetarian hanya diperbolehkan makan berbagai produk tanaman, sayuran dan buah-buahan.

Namun, sebuah studi dari University of Bristol di Inggris menemukan bahwa pria harus berhati-hati dengan gaya hidup ini. Studi tersebut menemukan bahwa pria vegetarian dua kali lebih mungkin mengalami depresi karena orang-orang yang makan daging.

Mengutip Foodbeast, penelitian yang dilakukan pada 9.668 orang dewasa menunjukkan bahwa 50 persen pria vegan dan tujuh persen pria vegetarian lebih cenderung menderita depresi.

Menurut sebuah penelitian yang berjudul diet Vegetarian dan gejala depresi di kalangan pria pada tanggal 28 Juli mengungkapkan bahwa pria vegan dan vegetarian kekurangan vitamin B12 dan zat besi.

Vitamin B12 sendiri bukanlah sejenis vitamin yang secara alami bisa terjadi di dalam tubuh. Vitamin ini juga tidak termasuk vitamin penting yang diproduksi oleh tanaman. Artinya, vitamin B12 hanya bisa diisi dengan konsumsi protein hewani.

Kekurangan vitamin B12 sendiri juga dijelaskan menyebabkan beberapa penyakit, termasuk kekurangan vitamin B12, depresi berat, paranoia, delusi, hingga memori lemah.

Bagi mereka carakuhidupsehat.com yang harus menjadi vegetarian atau vegan, bukan berarti mereka tiba-tiba harus makan daging. Anda juga bisa memenuhi kebutuhan vitamin B12 dengan mengonsumsi beberapa vitamin dan suplemen.